Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki beberapa masalah yang dialami oleh Widyaiswararn(WI) IPA dalam pembelajaran yaitu: Pembelajaran IPA yang kurang terkait dengan kehidupanrnsehari-hari peserta diklat, mereka merasa kurang bergairah dan jenuh dalam belajar IPA, prosesrnpembelajaran masih berpusat pada instruktur (teacher centered), masih terbatasnya inovasirnWidyaiswara dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswarn(student centered) dalam hal ini peserta diklat. Penelitian ini menggunakan metode Quasirnekperimen, Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas pelatihan guru IPA MTs DDWK dirnKabupaten Batubara sebagai kelas eksperimen dan kelas pelatihan guru IPA MTs DDWK dirnkota Padang Sidempuan sebagai kelas kontrol. Data diperoleh melalui empat macam instrumenrnyaitu: (1) tes hasil belajar, (2) observasi, (3) wawancara, dan (4) kuesioner. Analisis data hasil tesrnmenggunakan statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Discovery Learningrndapat meningkatkan hasil belajar peserta diklat baik berupa product maupun berupa process.rnPada kelas eksperimen nilai tertinggi yang diperoleh peserta 8,9 nilai terendah 6,4. rata-rata 7,3,rnstandard deviasi 0,7670, sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi yang diperoleh peserta 7,1,rnnilai terendah 4,1, rata-rata 5,73, standard deviasi 0,8453. Pada hasil Process, peserta diklat dirnkelas eksperimen lebih banyak menemukan jenis dan jumlah sumber belajar, serta menunjukkanrnperkembangan kemampuan menganalisis informasi yang diperolehnya, bila dibandingkanrndengan peserta diklat di kelas kontrol. Dengan demikian Model Discovery Learning dapatrndijadikan salah satu alternatif yang cocok dalam pembelajaran IPA di Balai Diklat KeagamaanrnMedan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar peserta diklat baik dalam bentuk processrnmaupun dalam bentuk product.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data