Text
Pandangan pemuka agama tentang ekslusifisme beragama di Indonesia
Penelitian mengenai “Pandangan Pemuka Agama Tentang Ekslusiflsme Beragama di Indonesia” bertolak dari asumsi, bahwa kecenderungan eksklusiflsme beragama yang sekarang menggejala di tengah umat dan pemuka agama, berkaitan erat dengan cara mereka memahami agama sebagai buah dan pengaruh berbagal faktor. Ada dua hipotesis yang diajukan, yaitu “terdapat pengaruh pemahaman keagamaari terhadap ekslusiflsme beragama” dan “terdapat perbedaan ekslusifisme beragama di antara pemuka agama-agama di indonesia”. Responden sebanyak 700 orang pemuka agama-agama dan 10 provinsi, dengan samplingrnerror 4,7 %. Terbukti, paham keagamaan seseorang mempengaruhi ekslusifismenya dalam beragama. Namun tingkat ekslusifitas itu amat ditentukan oleh bagaimana cara paham keagamaan terbentuk dalam dirinya. Secara umum ditemukan, para pemuka agama di Indonesia cenderung inklusif, atau “toleran”. Namun, ada hal spesifik yang perlu diperhatikan. Misalnya ditemukan, ekslusifisme pemuka agama pendatang cenderung lebih tinggi dibanding pemuka agama setempat atau yang telah bermukim lama. Semakin sering pemuka agama bergaul dengan pemuka dan lain agama, semakin rendah ekslusifisme beragamanya. Sebaliknya, semakin homogen pergaulan, semakin tinggi ekslusifismenya. Meski tak signifikan, terdapat perbedaan tingkat ekslusiflsme di antara para pemuka agama. Misalnya, secara teologi sosial ekslusifisme pemuka Hindu Iebih kuat dibanding para pemuka agama lain. Pemuka agama yang paling rendah ekslusiflsmenya adalah Konghucu.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain