Text
KAMUS ISTILAH MANAJEMEN
PRA WACANArnEmbrio ilmu manajemen telah ada sejak manusia ada. Namun banyak orang berpendapat bahwa sebelum abad kedua puluh manajemen belum mandiri sebagai disiplin ilmiah yang kokoh. Sampai sekarang banyak ahli yang belum sepakat tentang cakupan isi ilmu manajemen. Ada yang berpendapat bahwa ilmu manajemen merupakan bagian dañ ilmu admmistrasi. Bahkan ada yang beranggapan ilmu manajemen lebih banyak mendekati seni. Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) menganut pendirian bahwa ilmu manajemen itu satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Manajemen yang dikaji, diajarkan, serta dikembangkan di lembaga tersebut ialah yang terutama mencakup dunia usaha. Manajemen sebagai satu sistem jelas dapat diterapkan pada disiplin ilmu lafn setelah diadakan modifikasi dan penyesuaian yang diperlukan. Seperti halnya dengan banyak ilmu lain, ilmu manajemen banyak aspeknya yang saling mempengaruhi dan saling menunjang. Dalam memudahkan pengelompokan dan pemeriksaan maka ilmu rnmanajemen tersebut dibagi menurut fungsinya, yaitu manajemen umum,manajemen personalia, manajemen pemasaran, manajetnen produksi,dan manajemen keuangan.rnDalam perkembangan manajemen ilmiah teori dan praktek Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS) menarik perhatian para ilmuwan. Konsep MBS ini (terjemahan Management by Objectives) mula-mula dirintis oleh Peter F. Drucker dan dikembangkan penerapannya oleh John W. Humble dan George Odiorne. MBS ini menekankan partisipasi nyata semua pihak yang berkepentingan dalam suatu usaha atau perusahaan. Hasil konkret yang dikehendaki bersama hanya mungkin dicapai jika semua pihak yang terlibat di dalamnya ikut aktif sesuai dengan bidang dan fungsinya. Hanya keikatan, keikutan,kebersetujuan, dan kerempakan usaha akan membuahkan hasil yang diharapkan bersama.rnSelain mengutamakan partisipasi dan pendekatan positif akan faktor pokok usaha, yaitu manusianya, MBS juga merumuskan secara gamblang bahwa sasaran perusahaan tidaklah semata-mata laba,tetapi masih ada sasaran lain yang tidak kalah pentingnya. Demi kelangsungan hidup usaha dan kebahagiaan semua orang yang bersangkut-paut atau berkepentingan dengan perusahaan (stake-holders) maka setiap usaha atau perusahaan menurut Drucker mempunyai delapan sasaran. Kedelapan sasaran itu ialah (1) kedudukan pasar (market standing), (2) kemampulabaan (profitability), (3) produktivitas (productivity), (4) sumber dana dan daya (resources), (5) pembaruan (innovation), (6) karya dan pengembangan manajer (manager perforrnance and development), (7) karya dan pengembangan karyawan (personnel performance and development), dan (8) tanggung jawab sosial (social responsibility). Semua sasaran ini sama pentingnya dan merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan usaha.rnAspe k baru dañ aliran MBS ialah usaha ke arab sosialisasi perusahaan yang tahap demi tahap meninggalkan prinsip liberalisme dan kapitalisme yang mengutamakan laba. Walau laba memang diperlukan untuk menjamin pertumbuhan dan pengembangan, tidak boleh dilupakan bahwa semua sasaran kait-mengait. Jalan pikiran Drucker ini bertambah relevan lagi mengingat penyertaan sasaran tanggung jawab sosial perusahaan makin banyak dituntut sehubungan dengan bahaya polusi, pemerataan tanggung jawab, dan keadilan sosial. Terutama di Indonesia tanggung jawab sosial ini masih harus dikembangkan.rnDengan memperhatikan perkembangan dan pengembangan manajemen, yang di Indonesia berjalan dengan cepat dan agak mendadak,maka MBS ini dapat diterapkan di Indonesia yang dalam pengejawantahannya berarti memasyarakatkan konsep gotong-royong dalam bentuk baru. Bahkan kita tidak dapat berhenti di situ saja, tetapi harus mengembangkan konsep manajemen ke arah identitas manajemen yang baru yang benar-benar sesuai dengan kepribadian masyarakat kita.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain