Text
PENYEBARAN ISLAM DI DAERAH GALUH SAMPAI DENGAN ABAD KE 17
Disertasi ini menemukan bahwa proses penyebaran agama Islam diGaluh dimulai sejak abad ke-14 dan dilakukan oleh para pedagang,kemudian oleh para ulama dan para penguasa. Proses penyebaran agamarnIslam ini melalui beberapa tahapan, yaitu tahap memperkenalkan Islam,mengkader penyebar Islam, mendirikan kerajaan Islam, memper-luas kerajaan Islam, dan dakwah oleh para penguasa dan dai setempat.rnKonversi agama secara besar-besaran menjadi penganut Islam pada masyarakat Galuh didukung dengan adanya konsep dewa raja, yakni apa pun kepercayaan yang dianut oleh penguasa akan dikuti olehrnrakyatnya.Disertasi ini mendukung teori TW. Arnold (1913:364-365) dan Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1977:29-54) yang me-nya-takan bahwa Islam yang menye-bar di Indonesia langsung dibawa dan tanahrnArab. Peneiltian ini juga mendukung pendapat Uka Tjandrasasmita (1975:85-86) Ira M Lapidus (1993:469) dan Mahayudin Hj. Yahya (1993:563) yang menya-ta-kan bahwa para pedagang Arab terlibatrnda-lam penyebaran Islam sehingga membuka jalan untuk penyebaran Islam tahap selan-jut-nya. Penelitian ini juga mendukung pendapat vanLeur (1955:72, 110-116) dan Anthony Reid (1992), bahwa motifekonomi dan politik berperan penting dalam konversi agama ke dalam Islam. Dalam kasus penye-bar-an Islam di daerah Galuh, teori ini dapat dianggap relevan parla tahap memper-kenalkan Islam kepada masyarakatrnGaluh. Selanjutnya, penelitian ini mendukung penda-pat A.H. Johns (1976:317-318) yang menjelaskan bahwa para sufi pengembaralah yang menyebarkan Islam secara besar-besaran di Nusantara; tetapi dalamrnkasus penyebaran Islam di wilayah Galuh, Islam lebih dominan disebarkan oleh para penguasa dan ulama setempat. Penelitian ini juga mendukung pendapat Mahayudin Yahya (1993:563) bahwa Islamrndisebark&n melalui perda-gangan, perkawinan, dakwah, peranan penguasa dan melalui perang. Sumber utama penulisan disertasi ini adalah naskah babad seperti Carita Carita Purwaka Caruban nagari dan Babad Sumedang, buku sejarah kabupaten seperti Sejarab dan Han Jadi Kuningan, dan Sejarah Galuh Ciamis; cerita usang yang sudab dibukukan seperti Éiwayat Bumi Alit Panjalu dan Situ Lengkong, dan Wastu Kancana; arteFak peninggalan sejarah; dan wawancara. Penelusuran data diawali dengan membaca babad atau carita, kemudian membandingkannya dengan sejarah kabupaten; selanjutnya membaca cerita usan yang sudah dibukukan untuk melengkapi dua sumber sebelumnya; kemudian mengunjungi tempat tempat peninggalan sejarah berupa kuburan para penguasa atau ulama yang telah berperan dalam penyebaran agama Islam di daeah Galuh; dan jika diperlukan, penelusuran sumber, dilanjutkan dengan mewawancarai tokoh yang dianggap mengetahui perso-alan yang sedang diteliti. Semua sumber tersebut bersifat saling melengkapi karena tidak ada satupun sumber yang lengkap.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain