Text
180 Sifat Tercela Dan Terpuji
Dunia sekarang ini sedang clilanda oleh berbagai kelalaian,rnyang di dalamnya perhatian manusia sepenuhnya difokuskanrndan disita oleh berbagai ragam kesibukan, keinginan dan hawarnnafsu, guna mengejar kepentingan dan kebutuhan duniawi, yangrnsemakin meningkat tak mengenal kepuasan. Hal ini, sudah disorotrnoleh firman Allah dalam Surat Al-Qiyamah ayat 20—2 1 yangrnartinya: “Sekali-kali jangan, sebenarnya (hai, manusia) mencintairnterhadap dunia dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.” DaiamrnSurat Al-Insan ayat 27 artinya: “Sesungguhnya mereka mencintairnyang segera (kehidupan duma) dan mereka tidak menghiraukanrnlagi han yang berat tanggung jawabnya (akhirat).”rnNilai-nilai moral dan spiritual, seperti kejujuran, kebenaranrndan keadilan, seakan dengan sengaja dilupakan. Dalam hati mernrka, sebagian manusia modem, sudah hampir tak ada lagi tempatrnuntuk menerima kesucian hati. Mereka tanggalkan baju dan celanarnsendiri, lalu mereka memakai pakaian orang lain yang tidak sesuairndengan kepribadian mereka sendiri. Mereka tmggalkan rumahrnmereka sendini, lalu pergi menginap dan tinggal di rumah orangrnlain. Barangkali ada benarnya perkataan seorang ulama bernamarnTajuddin Athaillah: “Orang paling bodoh ialah orang yang mernninggalkan keyakinan sendiri, karena menyangka apa yang dirnperbuat orang lain itu Iebth baik.”rnApa yang ditumbuhkan dan bumi dan• dan din manusia iturnsendiri, diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan semuanya. Adarnbumi ada langit, siang dan malam, surga dan neraka, iman danrnkafir, terpuji dan tercela, begitulah seterusnya.rnPenulis teringat pada satu pelajaran dalam ilmu tasawuf,rnyaitu mendahulukan dan mengutamakan koreksi din sendiri,rndan bukan mencari-cari kesalahan orang lain. Sangat tercelalahrnorang yang suka menyalahkan dan mencari-cari kesalahan orang
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain